Terdapat beberapa fungsi untuk hutan itu sendiri, diantaranya :
Mencegah erosi dan tanah longsor, akar-akar pohon berfungsi sebagai pengikat butiran butiran tanah, dengan ada hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah tetapi jatuh ke permukaan daun atau terserap masuk ke dalam tanah. Menyimpan, mengatur, dan menjaga persediaan dan keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau. Menyuburkan tanah, karena daun daun yang gugur akan terurai menjadi tanah humus. Sebagai sumber ekonomi, Hutan dapat dimanfaatkan hasilnya sebagai bahan mentah atau bahan baku untuk industri atau bahan bangunan. Sebagai sumber plasma dutfah keanekaragaman ekosistem di hutan memungkinkan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati genetika. Mengurangi polusi untuk pencemaran udara. Tumbuhan mampu menterap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Dan apabila hutan itu sendiri rusak, bisa temans bayangkan hutan tidak bisa bekerja sebagaimana fungsi diatas.
“Baru-baru ini beberapa peneliti dari organisasi lingkungan mengatakan terjadinya pengurangan luas hutan di Indonesia, dan yang paling parah yaitu di pulau Jawa ( " Saat ini luas hutan di Pulau Jawa yang tersisa hanya sekitar sebelas persen dari total luas Pulau Jawa 13 juta hektar " ). Penurunan luas hutan di Pulau Jawa tersebut berlangsung cukup cepat karena pada tahun 2000 lalu luas hutan yang ada masih sekitar 22,3 persen dari total luas Pulau Jawa 13 juta hektar.
Kondisi hutan di Pulau Jawa tersebut dirasakan semakin kritis sejak Reformasi pada tahun 1998 lalu, seiring banyaknya aksi penjarahan. Delapan puluh lima persen pengelolaan hutan di Pulau Jawa itu sendiri dilakukan oleh Perhutani, katanya dan menyebutkan bahwa faktor lain penyebab menurunnya luas hutan di Pulau Jawa adalah tingkat kepadatan penduduk.
Di samping itu, kerusakan hutan diakibatkan oleh pembalakan liar. Dari praktik illegal logging tersebut Indonesia kehilangan 50 juta meter kubik pohon/tahun, yang termasuk dengan adanya aksi penyelundupan kayu ke Malaysia dan Singapura, katanya.
Bahkan total kerugian yang dialami negara sendiri, mencapai angka empat miliar dolar Amerika Serikat di luar nilai kerugian dari sektor lingkungan.
Ia mengatakan yang paling bersalah dengan maraknya aksi praktik pembalakan liar tersebut adalah pemerintah karena selama ini mendiamkan terjadinya pembalakan liar yang didukung oleh oknum TNI dan polisi “. ( Sumber Antara News ).
Ia mengatakan yang paling bersalah dengan maraknya aksi praktik pembalakan liar tersebut adalah pemerintah karena selama ini mendiamkan terjadinya pembalakan liar yang didukung oleh oknum TNI dan polisi “. ( Sumber Antara News ).
Nah loh, apa kita harus berdiam diri saja melihat itu semua? Apa kita rela anak-cucu kita yang menjadi korban dari keserakahan kita ? Tentu tidak dong ya !
Banyak cara yang bisa kita lakukan sendiri ( minimalnya ), so mulai bersikap dewasa, peduli dan kritis dengan isu di atas, kita bisa mencobanya dengan hal kecil karena tidak selamanya hal kecil menimbulkan dampak yang kecil pula, yang kita perlukan hanya kebersamaan. Bayangkan saja, jika rakyat Indonesia yang kurang lebih sekitar 250 juta jiwa menanam satu pohon saja di halaman rumah mereka, apa yang akan terjadi ? akan menghasilkan dampak yang besar.
Semoga menginspirasi.
(blogger)***