Jakarta, Kaum vegetarian garis keras boleh saja mengklaim hewan ternak paling banyak menghasilkan methane, salah satu komponen gas rumah kaca. Namun menurut penelitian, ternak seperti sapi kalah rajin dibanding kecoa untuk urusan buang gas. Sebuah penelitian yang dilakukan perusahaan pembasmi hama, Rentokil menunjukkan bahwa kecoa dan serangga lebih produktif menghasilkan methane dibanding sapi. Setidaknya jika dilihat perbandingan antara gas yang dihasilkan dengan berat badan masing-masing. Dalam setahun, diperkirakan seekor kecoa bisa menghasilkan 35 gram gas methane dari dalam tubuhnya. Cukup kecil memang, tetapi jika dibandingkan dengan berat badan kecoa yang juga kecil maka jumlah tersebut kurang lebih mencapai 43 kali berat badannya.
Bandingkan dengan seekor sapi yang diperkirakan mampu menghasilkan 100 kg gas methane setiap tahunnya. Meski secara jumlah memang lebih banyak, namun tidak seberapa banyak dibandingkan berat badan sapi yang rata-rata berkisar antara 300 sampai 500 kg. "Kecoa, bersama-sama dengan serangga lain seperti kelabang serta kumbang merupakan penghasil utama gas methane," kata Colm Moore, manajer teknis dari Rentokil seperti dikutip dari TheSun, Kamis (7/2/2013).
Gas methane merupakan salah satu komponen gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim sebagai efek pemanasan global. Dibandingkan gas rumah kaca lain seperti karbon dioksida, kekuatannya dalam membuat bumi makin panas mencapai 23 kali lipat. Pada hewan ternak seperti sapi, gas ini dilepaskan bersama dengan gas-gas lain dari saluran pencernaan baik saat kentut maupun bersendawa. Dengan alasan tidak ramah lingkungan inilah, para aktivis peduli lingkungan banyak yang beralih jadi vegetarian.
(detik.com)***